“Ini adalah tempat paling celaka yang pernah kulihat. Tak bisa kusampaikan satupun hal baik dari kebobrokan yang mengelilingiku saat ini. Aku bahkan tidak memiliki tempat tinggal untuk sekadar merebahkan kepala. Jalanan tidak bisa dilewati, kota dibanjiri oleh rumput liar, dan kantor pemerintahan dipenuhi oleh sarang anjing. Penduduk asli mengatakan bahwa Bencoolen sekarang adalah ‘tana mati’.…
Sungai Penuh, Titik Temu Tiga Provinsi
Usai sepuluh jam dihoyak jalanan, akhirnya aku bisa duduk tenang sambil menyesap kopi di sebuah kedai kecil kawasan pasar induk Sungai Penuh. Matahari belum tinggi, gerimis jatuh dan dingin. Asap tembakau yang kuembuskan ke udara, beradu putih dengan kabut pagi. Kakiku masih kebas. Perjalanan dari Jambi ke Sungai Penuh seakan tak mengenal kata lurus, semuanya…
Belitung dan Rentetan Gimik Pariwisata
Sebelum tiba di Belitung, aku sudah tahu hendak menuliskan apa, pulau dengan jejeran pantai putih, serakan batu granit sebesar rumah, bekas galian tambang timah, dan tentu saja laskar pelangi, novel yang menyorakkan nama Belitung tidak hanya pada Indonesia, namun juga pada dunia. Tema-tema tersebut jamak dituturkan ulang, bedanya cuma pada bahasa penyampaian dan sudut pandang…
Ziarah Di Tepi Batang Hari
“Ziarah itu memerlukan iman, jika tidak, kau hanya akan berakhir menjadi turis yang memandangi reruntuhan batu” -Lama Zopa Timpoche Iman itu pula yang menyeret I-Tsing, seorang peziarah dari Tiongkok, untuk berjauh-jauh meninggalkan kampung halamannya di Canton dan berangkat menuju India pada tahun 671. Bukan perjalanan yang biasa karena tak lagi ditempuh melalui Jalur Sutera. Alur…
Pantai Batu Kalang dan Ingatan Purba
Seorang anak dengan muka kusam dan badan bau peluh berlari menuju sebuah rumah di pojokan sawah. Dia terlihat buru-buru seolah sedang dikejar sesuatu. Tanpa sempat melepas seragam putih dan celana merah pendek, anak tersebut sudah keluar lagi dengan tangan menjinjing sepeda. Berlagak seperti montir ternama, dia memasang mimik serius dan mulai berjongkok memeriksa keadaan. Matanya…
Jembatan Akar dan Sebuah Perjalanan Kontemplatif
Sungguh aku malu tiap kali ditanya “Sudah kemana saja kalau di Padang.” Kepalaku pasti akan langsung menunduk sembari berucap “Tidak kemana-mana.” Jujur kukatakan padamu bahwa aku memang belum pernah bepergian di kampung halaman. Dibesarkan dalam ritme hidup super sibuk membuatku tak sempat melihat-lihat pekarangan rumah sendiri. Pagi sampai siang dihabiskan di sekolah, siang sampai sore…
Malin Kundang, Si Durhaka Dari Tanah Sumatera
Langit sedang mengamuk kala itu, menumpahkan badai yang sangat. Di tengah lautan terlihat sebuah kapal besar yang sibuk digoyang kemarahan samudera. Debur ombak menghantam segala yang melintas di atasnya. Layar-layar lebar dari kain terbaik mulai compang camping dihempas angin kencang. Begitu riuh, begitu menakutkan. Malin Kundang, sang kapten kapal bersimpuh menahan gentar, pucat pasi menghiasi…
Merekam Jejak Siti Nurbaya
Memang sungguhlah piawai Marah Roesli dalam mengeja aksara, menyusun deretan kata demi kata. Novelnya yang berjudul “Kasih Tak Sampai” menjadi salah satu karya sastra yang tak lapuk dimakan waktu. Dia bercerita tentang luka, getir dan cinta yang kandas antara Siti Nurbaya dengan Syamsul Bahri. Lilitan hutang memaksa orang tua Siti Nurbaya harus rela menjodohkan anaknya…
Mengunjungi Lampung Hingga Pelosok
Aku bukanlah seorang pejalan bijak bestari pun berpengetahuan tinggi. Bukan pula seorang yang memiliki dedikasi teramat tinggi terhadap kemajuan pariwisata yang makin lama makin berkubang industri. Aku cuma seorang perantau jauh dari ranah kelahiran, yang mencoba mencari rumah disetiap persinggahan. Serupa rumah, akupun selalu berharap bahwa tanah yang kutapaki dan langit yang meneduhi senantiasa damai…