“Kalian harus paham dulu arti kata sejarah.” Menoleh kepalaku mendengar kalimat tersebut, yang mengucapkannya adalah seorang bapak berpakaian serba legam, dari atas ke bawah. Sekilas ia terlihat seperti dukun yang sedang menimba ilmu, belakangan baru kuketahui bahwa dia merupakan pemandu situs Gunung Padang. Di depannya berbaris mahasiswa yang sedang melakukan penelitian. Aku tertarik mencuri dengar…
Fort Marlborough dan Surat-Surat Raffles
“Ini adalah tempat paling celaka yang pernah kulihat. Tak bisa kusampaikan satupun hal baik dari kebobrokan yang mengelilingiku saat ini. Aku bahkan tidak memiliki tempat tinggal untuk sekadar merebahkan kepala. Jalanan tidak bisa dilewati, kota dibanjiri oleh rumput liar, dan kantor pemerintahan dipenuhi oleh sarang anjing. Penduduk asli mengatakan bahwa Bencoolen sekarang adalah ‘tana mati’.…
Sungai Penuh, Titik Temu Tiga Provinsi
Usai sepuluh jam dihoyak jalanan, akhirnya aku bisa duduk tenang sambil menyesap kopi di sebuah kedai kecil kawasan pasar induk Sungai Penuh. Matahari belum tinggi, gerimis jatuh dan dingin. Asap tembakau yang kuembuskan ke udara, beradu putih dengan kabut pagi. Kakiku masih kebas. Perjalanan dari Jambi ke Sungai Penuh seakan tak mengenal kata lurus, semuanya…
Menyelundup ke Sebatik
Ketika Sri, seorang wanita Solo, menerima kabar bahwa ia akan ditempatkan di Sebatik, ia mengangguk saja tanpa tahu kehidupan seperti apa yang menunggunya di sana. Tidak ada kemewahan khas kota besar seperti pusat perbelanjaan atau bioskop, tapi satu yang pasti, ia sama sekali tak menyesal dengan keputusan tersebut. Sebaliknya, Sri begitu menikmati hidup terpencil di…
Belitung dan Rentetan Gimik Pariwisata
Sebelum tiba di Belitung, aku sudah tahu hendak menuliskan apa, pulau dengan jejeran pantai putih, serakan batu granit sebesar rumah, bekas galian tambang timah, dan tentu saja laskar pelangi, novel yang menyorakkan nama Belitung tidak hanya pada Indonesia, namun juga pada dunia. Tema-tema tersebut jamak dituturkan ulang, bedanya cuma pada bahasa penyampaian dan sudut pandang…
Lazuardi di Semenanjung Utara Berau
Saat matahari tengah tegak-tegaknya di atas kepala, sebuah kapal cepat berlari di atas Laut Sulawesi. Tuas kemudi diserongkan sebanyak 150 derajad ke arah selatan. Tujuannya satu, kepulauan Derawan, sebuah kompleks lazuardi nan terletak di semenanjung utara perairan laut Kabupaten Berau. Secara jarak, memang akan lebih mudah mengunjungi Derawan dari Kabupaten Berau, namun karena perjalananku kali…
Ziarah Di Tepi Batang Hari
“Ziarah itu memerlukan iman, jika tidak, kau hanya akan berakhir menjadi turis yang memandangi reruntuhan batu” -Lama Zopa Timpoche Iman itu pula yang menyeret I-Tsing, seorang peziarah dari Tiongkok, untuk berjauh-jauh meninggalkan kampung halamannya di Canton dan berangkat menuju India pada tahun 671. Bukan perjalanan yang biasa karena tak lagi ditempuh melalui Jalur Sutera. Alur…
Ironi di Pulau Mbokita
Hujan nampaknya belum lama berhenti ketika pagi pertama datang ke pulau Mbokita. Tanah basah dan bau petrikor masih menguar dari bumi yang lembab. Aku terbangun memandangi tingkap atap yang kuyup, sendi-sendiku beku. Semalam udara dingin masuk melalui celah papan dan daun pintu yang tak tertutup rapat, jadilah tidurku tiada lelap. Sebentar-sebentar terbangun sampai kemudian kuputuskan…
Labengki, Dari Laguna Hingga Nusa Karang
Barangkali Labengki boleh disebut sebagai permata yang belum dipoles. Meskipun namanya tak seriuh Bunaken atau Toraja, namun kepulauan yang terserak di perbatasan Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah ini sungguh memiliki kekayaan alam yang tak tepermanai. Panorama elok nan jarang dijamah turis, serta manusia-manusia ramah nan royal senyum. Adalah Audi Rakhmadan yang pertama kali menebar racun…