Sampai saat ini aku masih percaya bahwa ulang tahun adalah sebuah kehilangan yang dirayakan, persis seperti pemakaman senja ranum yang diulur-ulur menunggu perpisahan. Barangkali hal ini membuktikan bahwa kehilangan tak selalu harus menyigi kisah melankoli menyedihkan. Ada yang menyulut perayaan ini dengan retas kembang api dan nyala lilin di atas kue menggiurkan. Namun seperti tahun sebelumnya, aku lebih senang menggenapkan usia dengan menjaras beberapa kenangan dan melayangkan beberapa harap untuk waktu-waktu akan datang.

Tahun lalu aku menggulirkan banyak sekali rencana di halaman “Setahun Sudah, Thelostraveler“, yang sampai saat ini belum purna sepenuhnya terlaksana. Tahun ini Thelostraveler genap berusia dua tahun. Dengan sisa kertas seadanya, kembali kutulis tentang keinginanku menjadi seorang anak kecil yang sedang bertumbuh hendak merangkul dunia. Sebuah puisi yang semoga saja tak meluap sebelum dibaca.
genapThelostraveler..

Barangkali ada suatu masa dimana kamu merasa sangat lelah, usahamu berakhir sia-sia dan tak mendapatkan apa-apa. Seringkali kamu merasa bahwa dunia mungkin tak lagi bersahabat dan hidup tak lebih dari sekedar kumpulan ketidakpedulian. Atau mungkin segala gema suara-suara di dalam kepalamu terus saja mengajak menyerah. Tapi percayalah, tidak ada yang tidak bisa dilewati, tetaplah menjadi seseorang yang tak tahu apa-apa selain bahagia

Thelostraveler, tumbuhlah dengan sewajarnya, tidak perlu tergesa-gesa. Karena apa yang sudah waktunya takkan bisa dihindari dan apa yang belum tidak perlu ditakuti. Setiap kali hendak redup, ingatlah bahwa kamu menciptakan mataharimu sendiri. Mungkin sesekali kamu akan jatuh, terkadang perlahan, terkadang keras sekali. Terkadang kamu akan melupakannya tidak lama setelah kembali bangkit berdiri, terkadang lukanya tak hilang berhari-hari, sekalipun telah dibasuh berkali-kali. Jangan takut, tetaplah melangkah, karena hanya dengan begitu kamu bisa belajar.

Aku tahu persis bahwa kamu sebenarnya adalah seorang pendiam yang baik, yang tak pernah pandai banyak bicara. Kata-kata mungkin saja ribut dikepalamu namun selalu berantakan jika di eja. Jangan pernah tutup buku, bukalah lebar-lebar. Agar kamu ingat betapa kayanya dirimu dengan pengalaman hidup yang berlembar-lembar. Aku ingin kamu menulis lebih banyak lagi, jalan-jalan lebih sering, dan cobalah untuk kembali jatuh cinta. Percayalah, diluar sana banyak sekali orang yang diam-diam mencintai dan mendoakanmu dengan seribu kebaikan tanpa perlu kamu tahu.

Kamu bukanlah satu-satunya manusia yang punya banyak mimpi sederas hujan. Kamu juga bukan satu-satunya yang gemar menerbangkan doa ke lipatan langit penuh harapan. Lebih jauh lagi, kamu tak pernah sendiri, maka rayakan setiap pecahan hidupmu.

Apa pun itu, terima kasih sudah bertahan sampai detik ini
Selamat Ulang Tahun Yang Ke Dua
Selamat menyusuri lelucon Tuhan yang baru.

Yofangga Rayson
Thelostraveler.com

36 thoughts on “Menggenapi Usia”

  1. Keren bang, selalu membekas, mengiang dengan riang sempurna dihati, selalu tak pernah menjemu mengulang dan mengulang eja demi kata demi kalimat demi paragraf demi utuh lunas sampai tanda titik penghabisan. 😀
    Ayo selalu seperti itu selalu menginspirasiku turut belajar mengembala kata. :v

    1. iya ee.. awal tahun banyak yang mulai nulis kayanya om
      haha, seumur jagung udah mengenal kerasnya dunia, aiiihh…
      beruntung udah dapet pengalaman banyak nih

    1. ulang tahunnya tanggal 15 sih mbak, saking aja kemarin udah kebelet ngepost, huahaha
      anyway, thank a bunch yaah mbak 🙂
      makan-makan?
      mbak yang bayarin ya, haha

  2. Wah,selamat ulang tahun the lost traveler
    Semoga cepat gede yaa!panjang umur dan terus menginspirasi…may the odds be ever in your favor,happy biiiiiirthdaaaaaay

  3. wah, kebanyakan baca tulisan Mas Yofangga, jadi gaya tulisan sy skrg kok mirip mirp sampeyan ya mas? 😀
    alur cerita nya jg aneh tapi asik 😀

Leave a Reply