Ketika Sri, seorang wanita Solo, menerima kabar bahwa ia akan ditempatkan di Sebatik, ia mengangguk saja tanpa tahu kehidupan seperti apa yang menunggunya di sana. Tidak ada kemewahan khas kota besar seperti pusat perbelanjaan atau bioskop, tapi satu yang pasti, ia sama sekali tak menyesal dengan keputusan tersebut. Sebaliknya, Sri begitu menikmati hidup terpencil di…
Kisah Penghabisan di Temajuk
“Kasihan, umur bapak sudah enam puluh Bang,” ujar Eno. “Padahal sudah dilarang kerja, tapi bapak ga betah di rumah kalau ga ada kegiatan,” sambungnya lagi. Eno dan bapaknya adalah kernet truk barang yang kutumpangi semalam. Hari ini, selepas mengelilingi Temajuk, aku bersua kembali dengan mereka dan ditawari untuk ikut serta pulang ke Sambas. Demikian ceritanya…
Nasionalisme di Ujung Negeri
Pagi datang. Kedinginan, kaki kebas, dan punggung sakit adalah hal pertama yang kurasakan setelah semalaman tidur hanya beralaskan papan di bagian belakang truk barang. Kemarin, saat semangatku sudah mulai surut sebab mengira akan terdampar semalaman di Paloh, sebuah truk barang tiba-tiba melintas dari arah selatan. Melihat hadapnya, kuperkirakan truk itu hendak menuju pelabuhan. Setelah pelabuhan…
Menuju Perbatasan
“Abang nak ngapain ke Temajuk?” tanya Bang Dayat, sopir oto yang membawaku dari Pontianak ke dusun Merbau, Kecamatan Paloh. Sesering melakukan perjalanan, sesering itu pula pertanyaan serupa telah kudengar. Pertanyaan seperti itu sebenarnya adalah pertanyaan yang serius, namun karena begitu kerap diulang, maka ia lambat laun kehilangan arti dan berakhir menjadi penghias percakapan belaka. “Ndak…