Berawal dari skripsi yang tak kunjung kelar dan keinginan menulis lepas yang terus membesar, maka lahirlah penggeseran fungsi dari sebuah pendahuluan tugas akhir menjadi artikel wisata. Tulisan ini akan sedikit berbeda dari tulisan saya sebelumnya, kita masuk ke pembahasan yang sedikit berbau “akademik”, semoga tidak membosankan, dan selamat membaca.
Setiap individu dalam suatu masyarakat memiliki sebuah gambaran ideal yang diidam-idamkan tentang bagaimana seharusnya anggota masyarakat berperilaku, baik itu dalam tatanan pikiran, maupun tindakan. Dari sebuah gambaran ideal tersebut, terbentuk suatu pola pikir dan tindakan yang lambat laun menjadi sebuah penentuan sikap yang mendarah daging dan bersifat turun temurun hingga akhirnya menjadi sebuah identitas dari suatu masyarakat tertentu. Melalui proses itulah akhirnya memberikan bentuk yang kita kenal dewasa ini sebagai budaya.
Kebudayaan sendiri mempunyai tiga wujud, yaitu:
pertama, wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan.
Kedua, wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks pola kelakuan dari manusia dalam masyarakat.
Ketiga, wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya masyarakat (arsitektur masuk dalam kategori yang ini).
Berdasarkan tiga wujud kebudayaan tersebut, terlihat bahwa budaya memberikan pengaruh pada pembentukan ruang diawali dengan adanya ide atau gagasan yang kemudian dituangkan dalam perilaku. Lambat laun menjadi kebiasaan sehingga memberikan perwujudan dalam bentuk hasil karya yang berbentuk benda. Budaya dan tradisi yang ada merupakan nilai lokalistik yang merupakan muara dari kebudayaan masa lampau, dipertahankan dan dijalankan hingga saat ini. Dampak yang muncul terlihat pada karakter budaya masyarakat yang sangat kuat, adat dan istiadat yang mencirikan nilai tradisional, bentuk-bentuk bangunan yang khas serta penggunaan lahan kawasan permukiman yang memiliki spesifikasi khusus.
Dinamika kebudayaan merupakan suatu hal yang terus berlangsung. Hal ini tidak lepas dari aktivitas manusia dengan peran akalnya. Berbagai bentuk perubahan kebudayaan dapat terjadi karena banyak hal. Secara fisik, bertambahnya penduduk, berpindahnya penduduk, masuknya penduduk asing, masuknya peralatan baru, mudahnya akses masuk ke daerah juga dapat menyebabkan perubahan pada kebudayaan tertentu. Dalam lingkup hubungan antar manusia, hubungan individual dan kelompok dapat juga mempengaruhi perubahan kebudayaan. Satu hal yang tidak bisa dihindari bahwa perkembangan dan perubahan akan selalu terjadi.
Di salah satu wilayah di Kabupaten Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat, terdapat satu kawasan yang terus bergelut melawan kencangnya penggerusan nilai-nilai adat dan tradisi lokal. Kawasan ini dikenal dengan nama permukiman Dusun Segenter, yang berada disebelah utara Kota Mataram. Masyarakat Segenter selama ini dalam memperlakukan lingkungan permukimannya masih mengedepankan prinsip-prinsip kearifan dan nilai tradisi lokal. Mulai dari proses pemilihan lahan, melakukan seleksi lokasi yang digunakan sebagai kawasan permukiman, mengedepankan keseimbangan lingkungan, penentuan arah hadap bangunan, jenis dan bahan alami yang dipilih, serta teknologi lokal yang diterapkan.
Pergeseran makna budaya yang terjadi menyebabkan tergerusnya identitas bangsa yang selama ini dipertahankan oleh nenek moyang. Perubahan makna budaya yang berawal dari perubahan pola pikir dapat menyebabkan perubahan perilaku dan akhirnya berdampak kepada identitas suatu wilayah. Arsitektur tradisionalpun pada akhirnya dipertanyakan keasliannya.
Transformasi pada rumah tradisional tak dapat dielakkan. Yang paling dominan terjadi pada bahan bangunan yang dipakai dalam pembuatan rumah. Pada titik ini keaslian bangunan sudah terkikis. Pemakaian Bata sebagai dinding dan Seng sebagai atap membuat fasade bangunan mengalami pergeseran bentuk dan fungsi. Berubahnya sistem mata pencaharian dengan tidak lagi menanam padi bulu menghilangkan adanya lumbung. Bergesernya cara pandang terhadap sistem religi mempengaruhi dipertahankannya, divariasikannya, ataupun dieliminasikannya ruang inan bale yang merupakan pusat kegiatan ritual di dalam rumah adat.
Perubahan lain juga terjadi dalam perletakan perapian. Kebutuhan akan ruangan di dalam rumah yang meningkat terutama untuk ruang simpan telah menggeser keberadaan ruang perapian. Ruang perapian yang juga difungsikan sebagai dapur ini terpaksa didirikan di luar rumahndi salah satu sisi dari berugaq. Dari pergeseran kegiatan tempat memasak dan bertambahnya perapian diluar ruangan menyebabkan terbentuknya bangunan baru yang mampu merubah pola ruang permukiman.
Melihat apa yang ada di Dusun Segenter, yang muncul selanjutnya adalah perlunya pemahaman terhadap fenomena dan pendekatan sebagai sebuah konsepsi terhadap pembentukan pola ruang pada kawasan pemukiman secara lokalistik. Pola ruang kawasan permukiman yang berbasis budaya lokal disini secara tidak langsung berpengaruh terhadap sistem pengaturan dan penataan pemukiman baik mikro (kecil), meso (sedang) dan makro (luas). Diharapkan dengan mengetahui pola perubahan, dapat diperoleh suatu rumusan pengembangan pola ruang pemukiman di Dusun Segenter untuk saat ini dan kedepannya dengan pendekatan tetap berbasis budaya lokal. Hal ini juga akan dapat digunakan sebagai dasar dalam memberikan solusi terhadap pergesaran tata nilai yang mulai muncul pada tatanan kehidupan masyarakat, sehingga pola ruang pemukiman berbasis budaya lokal di Dusun Segenter bisa dipertahankan.
Emang benar jadi serasa baca makalah..hehe..tapi keren kak tulisannya..
haha, makalah -__-
doain semoga cepet selesai skripsinya kak
biar bisa traveling lagi 😀
mungkin yofangga masih terbentur dengan pemikiran, bahwa karya ilmiah itu, adalah karya yang kaku dan kering. Coba anda kikis mental blok tersebut, dan tulis draft artikel ilmiahmu dengan gaya menulis di blogmu selama ini. Setelah diedit sedikit sebelum diserahkan ke pembimbing. Hasilnya jika mungkin karya ilmiahmu mengalir, dan tidak keluar dari bahasa indonesia yang baik dan benar. Insyaallah dosen yang baca juga merasakan impresi tulisanmu. Jadi beliau merasa membaca sebuah buku ilmiah yang ditulis dengan sangat baik, sederhana, namun berisi. keep out of box bro, walau nulis karya ilmiah #omongan orang yang sudah bebas dari Skripsi wakwakwakwak
siiiaaaapppp komandaaannnnn
hahaha
lama ni gak aktif
kemana aja?
Benar-benar seperti baca suatu karya ilmiah. Terasa banget sisi akademisnya 🙂
Semoga cepat lulus, biar bisa jalan-jalan dengan hati tenang 😀
amiiiinnn, doain kak
biar bisa fokus jalan-jalan, ceileee
jalan-jalan pake difokusin segala
hehe
Ngeri bahasa nya, langsung jadi minder ama tulisan ini 🙂
jiaaaahhh, ngeri apaan kak cumi
malah gak jelas gini bahasanya
hehe