Saat kuliah, menulis tiga sampai empat tulisan dalam sebulan bukanlah hal yang terlalu sulit bagiku. Aku bahkan bisa menabung tulisan untuk satu bulan setelahnya jika sedang bersemangat. 3 Tahun belakangan, aku hiatus menulis. Tak ada karya sama sekali, nihil, kosong, nol besar. Aku mandul dan terlalu malas. Akhir tahun 2022 kemarin, produktivitas seperti dulu kembali…
Ibu, Aku Pulang (2)
Sepanjang hidup, ini adalah tulisan yang paling kutakuti. Bagaimana jika aku harus berpisah dengan Ibu? Sampai kemudian, waktu itu tiba jua. 17 July 2022, pukul 21.26Aku masih di kantor waktu adikku menelepon, “Bang, Mama pingsan, sekarang di rumah sakit.” Belum sempat kujawab kabar tersebut, dia sudah memburuku dengan pertanyaan, “pulang kita, Bang?” Ibu memiliki tiga…
Yang Tak Pernah Terbalas
Aku sedang dalam perjalanan menemui customer saat pesan itu tiba, “Yof, kau tak perlu menungguku setiap hari, bahkan ada baiknya jika mulai mengurangi ketergantungan.” Tanganku gemetar, punggungku jatuh lebih dalam pada tempat duduk. Mobil masih melaju, namun kota-kota kian kabur dari pandangan. Suara temanku yang sedang menyetir juga semakin lama semakin redup, kemudian lindap kepada…
Perihal Mencintai
Hey Puan, bolehkah aku berpura-pura sebentar menjadi gila dengan menganggap kita adalah sepasang kekasih? Dalam kepalaku, kubayangkan kita tengah menjalani hari-hari yang menyenangkan, berbincang lebih intens, bercanda lebih sering, dan tentunya bersama lebih kerap dari biasanya. Mengertilah, hal itu kulakukan sebab ujung yang akan terbentang bagi kita kelak, barangkali hanya ada satu, yaitu percabangan jalan.…
Menjadi Perempuan
Tidak pernah mudah menjadi perempuan, terlebih di negeri yang maskulin seperti Indonesia. Perempuan selalu dituntut untuk bisa menyesuaikan standar konstruksi sosial, dan standar yang begitu tengik itu disebut budaya patriaki. Dalam konsep patriaki, laki-laki merupakan pemegang kekuasaan utama yang berhak mengontrol perempuan atas segala aspek, mulai dari ranah personal hingga ranah yang lebih luas seperti…
Untuk Anakku Kelak
Anakku, kenalkan aku ayahmu. Saat surat ini dituliskan, kau tentu belumlah mengenal dunia. Tenang saja, kelak kita akan memiliki banyak sekali waktu untuk itu. Kita akan menghabiskan banyak malam untuk saling bercerita perihal kehidupan sehari-hari, perihal kota yang macet, perihal matahari yang terbit, dan perihal-perihal lainnya. Kita akan saling bercerita dan tertawa hingga larut dan…
Menggenapi Usia
Sampai saat ini aku masih percaya bahwa ulang tahun adalah sebuah kehilangan yang dirayakan, persis seperti pemakaman senja ranum yang diulur-ulur menunggu perpisahan. Barangkali hal ini membuktikan bahwa kehilangan tak selalu harus menyigi kisah melankoli menyedihkan. Ada yang menyulut perayaan ini dengan retas kembang api dan nyala lilin di atas kue menggiurkan. Namun seperti tahun…
Sebuah Pengakuan
Pada suatu sore yang teduh pernah seorang karib menanyakan kepadaku perihal tulisan apa saja yang pernah kubaca. Jujur kukatakan, sebenarnya aku adalah tipe orang yang membaca segala. Namun untuk urusan catatan perjalanan, entah kenapa aku sangat selektif. Tak banyak travel blog yang bisa membuatku jatuh hati. Seperti musik yang selalu bisa mencari telinga pendengarnya, tulisan…
Mempelajari Rumah Para Pendaki
Tulisan ini adalah sambungan dari tulisan saya sebelumnya yang berjudul jangan mau mati di gunung. Banyak pendaki yang dengan sembarangan menganggap enteng dan berfikir bisa menaklukkan gunung. SALAH, alam telah terlebih dahulu ada bahkan sebelum dirimu lahir, jangan berfikir bisa mengalahkan mereka, tekan sedikit egomu. Mendaki gunung bukanlah ajang eksistensi atau pembuktian diri, lebih dari…