Pagi datang dengan cepat, aku terbangun di sebuah dormitori bernama Shannakalay. Semalam pilihanku jatuh di sini karena letaknya dekat dengan pusat kota, lagipula mereka mengaku tidak keberatan jika dibayar dengan dollar. Sebuah keputusan yang pagi ini terbukti keliru. Usai menghabiskan sarapan dan bersiap-siap keluar, sang pemilik dormitori mengingkari janjinya, mereka menolak dollar yang kuserahkan. Entah…
Sambutan yang tak Begitu Ramah
Pesawat itu bahkan belum sepenuhnya berhenti ketika riuh suara besi beradu mulai terdengar. Orang-orang sudah melepas sabuk pengaman, jauh mendahului lampu yang terpajang sia-sia di atas tempat duduk. Beberapa langsung berdiri di samping kursi, mulanya satu, dua, lalu hiruk pikuk itu menular hingga celah di sepanjang lorong penuh dengan orang yang sigap menghadap kabin masing-masing,…