Suara dencing besi menyambut ketika langkah kakiku memasuki dapur tempa pembuatan Gamelan di desa Bekonang, Solo. Terlihat sebuah bara logam sedang menderita dalam nyala pembakaran ditengah ruangan, menjadikannya merah sempurna. Sesekali blower listrik ditiupkan, menyebabkan percikan api melayang-layang kesegala arah. Hanya sedikit bias cahaya matahari yang menerangi. Barangkali suasana memang sengaja dipertahankan remang agar mudah…
Sekaten, Sebenar-Benarnya Pesta Rakyat
Remah hujan masih terasa dalam bentuk jalanan becek dan rerumputan basah. Senja telah habis digantikan malam berwarna kelabu. Tak ada Aldebaran, tak terlihat Canopus pun Orion yang memburu Scorpio. Awan menyelimuti langit dengan penuh, namun tidak sedikitpun mengurangi keceriaan Sekaten di alun-alun utara keraton Surakarta. Rangkaian acara yang didaulat hadir sekali dalam setahun ini rutin…
Antara Baluran Dan Percakapanku Dengan Akasia
Di dalam sebuah kota, ruang bermain adalah perihal yang telah lama hilang. Mungkin itulah salah satu alasanku sering bepergian ke hutan maupun lautan, menemukan lagi taman-taman yang sekarang keberadaannya semakin terancam. Jika sudah mulai jengah dengan geliat beton dan gedung bertingkat, biasanya kusempatkan untuk berpelesir disela kesibukan, dan kali ini Taman Nasional Baluran hadir bagai…
Ternyata Di Kawah Ijen Ada Kehidupan
Paltuding, pukul satu dinihari. Dingin masih enggan berhenti menusuk tulang. Seorang bapak bangun dari dipan kayu dirumahnya yang juga kayu. Setelah dirasa agak lurus punggungnya, dia ke samping tempat tidur, saya bilang begitu, tapi dia kata itu dapur. Biarlah kita bersepakat saja, dia mulai merebus air tak seberapa dan mulai meramu kopi panas. Satu tiga…
Hitam-Putih Bromo
Agar tak gagap lagi kau sebut cinta negeri, lihatlah mereka dalam gradasi putih dan hitam. Tetangga tak lagi berumput hijau, kita punya warna yang sama, tak lagi kaulihat mereka berbeda. Objektiflah dalam merasa, buktikan betapa indahnya nusantara. Fajar telah singkap saat deras-daras angin meniup galak selendang mendung. Dari bekas gelap sembab malam, jejak mentari jelas…
Memetik Laut Kondang Merak
Bagi sebagian orang, liburan dimaknai dengan satuan kuantitas ruang dan waktu. Semakin lama, semakin banyak yang bisa dilihat. Bagi yang punya waktu sedikit, berusaha memampatkan jadwal. Mengambil paket liburan kilat, mendapat penjelasan sekadarnya dari tour guide, melihat-lihat sebentar, berfoto-foto, membeli buah tangan, lalu dengan sempritan dan bendera, dikumpulkan lagi untuk berangkat ke tujuan wisata berikutnya.…
Berjalan Di Kilometer Nol Kota Malang
Apa yang pertama kali terlintas di kepala jika mendengar kata liburan? apakah berlarian di pasir pantai Kuta Bali?, menikmati sunset diselingi riuhnya pesta Pulau Gili Trawangan? melihat sunrise di ketinggian Gunung Semeru? menyelam bersama paus di Teluk Cendrawasih? atau bercengkrama dengan penduduk suku Waerebo dan Mentawai? tentunya semua akan membicarakan berbagai aktivitas menyenangkan yang dapat…
Binatang Yang Kusebut Manusia
Aku telah lupa bagaimana rasanya bergelantungan di atas ranting yang sedimikian getas oleh kemarau. Mencicip setetes embun di bawah ketiak daun-daun pohon. Aku rindu menciumi aroma rekah pagi di tetaburan taman bunga. Menari sembari mengumpulkan daun remuk dan merajutnya menjadi sarang tempat anakku menetas. Berkicau sepuasnya, bernyanyi tanpa paksa. Terbang sebebasnya, kemanapun aku suka. Kini…
Perahu Kita Oleng Ke Kiri Kapten
ROCKS…. kiri mundur, kanan dayung maju, begitu aba-aba yang diteriakkan oleh skipper dari belakang perahu. Saya yang berada di mulut perahu bagian kiri seketika mendayung mundur, membiarkan rekan yang dikanan mendayung maju. Perahu berbelok ke kiri, menghindari setumpuk batu yang terlihat mencuat dari dasar sungai, mempengaruhi arus di sekitarnya, deras. Disinilah saya berada, di kuatnya…